Diakuinya, dirinya bersama Gubernur Kalbar, Cornelis baru diberitahu gawean ini dua pekan sebelum digelarnya Karnaval Khatulistiwa. Apalagi, pada saat bersamaan bertepatan pula menjelang peringatan 17 Agustus sehingga relatif waktu persiapan yang efektif tersisa 10 hari. “Tapi alhamdulillah berjalan lancar dan even ini akan kita jadikan agenda tahunan Pemkot Pontianak terutama karnaval sungai,” imbuhnya.
Sutarmidji menambahkan, karnaval ini akan dikemas sebaik mungkin. Belajar dari pengalaman Karnaval Khatulistiwa yang baru saja usai, menurutnya banyak hal yang masih perlu perbaikan. “Saya sebenarnya mau menampilkan meriam karbit, rencana awal bunyi dentuman sebanyak 70 kali tapi hanya belasan kali. Saya terus terang sangat kecewa dengan meriam karbit yang tidak sesuai dengan rencana kita,” sesalnya.
Untuk itu, ke depan pihaknya akan melakukan evaluasi dari rangkaian kegiatan ini. Ia berharap upaya pemerintah pusat menduniakan Pontianak ini bisa semakin digaungkan. Dipilihnya Pontianak, lantaran ketertarikan dari pemerintah pusat terutama Presiden Jokowi yang melirik Sungai Kapuas sebagai potensi wisata air yang harus ditumbuhkembangkan seiring dengan upaya atau rencana penataan pinggiran Sungai Kapuas yang dimulai tahun ini hingga tahun-tahun berikutnya.
Selain itu, kawasan Pontianak Timur juga akan ditata sehingga lebih menarik dan menjadi tujuan wisata. Ada satu hal, dengan kedatangan Presiden ke kawasan Beting atau Pontianak Timur, stigma negatif terhadap kawasan itu tersingkir. “Jadi membalikkan imej selama ini, buktinya Presiden dalam sehari dua kali ke kawasan Kelurahan Dalam Bugis dan dalam kondisi yang sangat aman. Bisa berbaur dengan masyarakat, berinteraksi langsung, tapi tidak ada insiden apapun. Kawasan manapun di kota ini alhamdulillah aman,” imbuh Sutarmidji.
Orang nomor satu di Kota Pontianak ini berharap seluruh masyarakat terus menjaga kondusifitas kota ini agar pembangunan bisa terus berjalan dan Pontianak kian maju.